PROSES KEPERAWATAN
“PENGKAJIAN“
PENGERTIAN PROSES
KEPERAWATAN
Banyak pakar telah
merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner, Murray, Yura,
Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah
metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan
masalah dari respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Atau :
A. Proses keperawatan
adalah :
1. Suatu pendekatan sistematis
untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan
masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2. Merupakan proses pemecahan
masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai
ke tahap maksimum.
3. Merupakan pendekatan ilmiah
4. Terdiri dari 5
tahap : pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
A TAHAPAN PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan
tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.
Tahap pengkajian merupakan pemikiran
dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.
Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat
penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respon individu.
Data Dasar adalah kumpulan data yang
berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola
kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau
profesi kesehatan lainnya.
Data Fokus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap
klien.
Fokus Pengkajian Keperawatan Pengkajian
keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis. Pengkajian medis difokuskan
pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respon
klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan aktivitas
sehari-hari, sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang nyata
maupun potensial terhadap masalah-masalah aktifitas harian.
Pulta (Pengumpulan Data) Pengumpulan
data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data
dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien
masuk ke rumah sakit (initial assessment), irawat secara
terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang
untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
1. Tujuan
Pengumpulan Data
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien.
b. Untuk
menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.
c. Untuk menilai
keadaan kesehatan klien.
. d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya
berikutnya
2. Tipe
Data :
a. Data Subjektif
a. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang
didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup
persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang
nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
b.Data Objektif
b.Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat
diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat,
dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
3. Karakteristik
Data
a. Lengkap
a. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna
membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan
selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien
tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakan tidak mau makan
karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan
pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak
mau makan.
b. Akurat dan
Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka
perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya
apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya
validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila perawat merasa
kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka
perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada
observasi : “klien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua
tangannya.
Perawat berusaha mengajak klien
berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan perawat.
Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang diberikan”, jika keadaan klien
tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka hal itu merupakan
perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya
sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
c. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif
biasanya menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga
menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi
dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data
yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap
masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus.
4. Sumber
Data:
a. Sumber data primer
a. Sumber data primer
Klien
adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang
sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
b. Sumber data sekunder
b. Sumber data sekunder
Orang
terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak,
teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi
atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien
dalam kondisi tidak sadar.
c. Sumber data lainnya
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
3. Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
c. Sumber data lainnya
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
3. Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan.
5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
5. Metoda
Pengumpulan Data
a. Wawancara
Tujuan wawancara adalah:
1)
Mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi dan merencanakan
tindakan keperawatan.
2)
Meningkatkan hubungan perawat dengan klien
dalam komunikasi
3)
Membantu klien untuk memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi
masalah, tujuan.
4)
Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap
pengkajian.
Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan ketrampilan/skill
komunikasi dan interaksi, yang difokuskan pada identifikasi respon klien yang
mungkin dapat diobati melalui tindakan keperawatan.
Tahapan
Wawancara:
1. Persiapan ( Pengaturan Posisi,membaca
status klien jika ada, tanpa prasangka buruk)
2. Pembukaan/Perkenalan
3. Isi/Tahap kerja,focus pada permasalahan
klien/yang ingin diketahui
4.Tahap terminasi/pengakhiran
Teknik
wawancara yang digunakan adalah teknik :
1. Mencari masalah
2. Pemecahan masalah
3. Pertanyaan langsung
4. Pertanyaan terbuka
1. Mencari masalah
2. Pemecahan masalah
3. Pertanyaan langsung
4. Pertanyaan terbuka
b. Observasi
Adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien. Metode ini memerlukan suatu ketrampilan
disiplin dan praktik klinik sebagai bagian tugas perawat. Kegiatan observasi meliputi :
2S HFT ( Sight/Pengelihatan, Smell/bau, Hearing/Pendengaran, Feeling/daya rasa,
Taste/cita rasa ). Kegiatan tersebut meliputi aspek : Fisik,mental,social dan spiritual.
masalah kesehatan dan keperawatan klien. Metode ini memerlukan suatu ketrampilan
disiplin dan praktik klinik sebagai bagian tugas perawat. Kegiatan observasi meliputi :
2S HFT ( Sight/Pengelihatan, Smell/bau, Hearing/Pendengaran, Feeling/daya rasa,
Taste/cita rasa ). Kegiatan tersebut meliputi aspek : Fisik,mental,social dan spiritual.
c. Pemeriksaan
fisik
Metode pemeriksaan fisik digunakan untuk
memperoleh data obyektif dari
perawatan klien, pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan melakukan
wawancara. Fokus pengkajian fisik klien yang dilakuakn perawat adalah pada
kemampuan fungsional yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan klien,
mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan
rencana tindakan perawatan.
perawatan klien, pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan melakukan
wawancara. Fokus pengkajian fisik klien yang dilakuakn perawat adalah pada
kemampuan fungsional yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan klien,
mengidentifikasi masalah kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan
rencana tindakan perawatan.
Metode/Teknik
pemeriksaan fisik: Inspeksi,Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.Aspek/
pendekatan pemeriksaan fisik dapat menggunakan:
1. Head to toe ( pemeriksaan fisik/tubuh klien dari kepala sampai kaki.
2. Review of System/ROS ( pemeriksaan berdasarkan system tubuh manusia)
3. Pola fungsi kesehatan.
pendekatan pemeriksaan fisik dapat menggunakan:
1. Head to toe ( pemeriksaan fisik/tubuh klien dari kepala sampai kaki.
2. Review of System/ROS ( pemeriksaan berdasarkan system tubuh manusia)
3. Pola fungsi kesehatan.
Masalah-masalah
yang ditemukan/mungkin terjadi selama proses pengumpulan data adalah :
b. Kehilangan data yang dikumpulkan
c. Data tidak relavan
d. Duplikasi data
e. Mispersepsi data
f.Tidak lengkap
f.Tidak lengkap
g. Adanya interpretasi data dalam
mengobservasi perilaku
h. Kegagalan pengambilan data dasar
terbaru
d. Interpretasi Data
Pada
tahap ini perawat secara kritis memilih tipe informasi yang dikumpulkan tentang
klien, mengintepretasi informasi untuk menentukan abnormalitas, melakukan
pengamatan lebih lanjut untuk mengklarifikasi informasi dan kemudian
menyebutkan masalah klien dalam format diagnose keperawatan.
e. Pengelompokan
Data
Setelah mengumpulkan
dan memvalidasi data subyektif dan obyektif serta mengintepretasi data perawat
mengorganisir informasi menjadi kelompok yang bermakana. Hal ini tergantung
pada pengenalan isyarat yang signifikan yang dapat membantu untuk menimbulakan
diagnose keperawatan.
Contoh kasus:
Anak
Dion, 13 tahun mengatakan baru saja terjatuh dari atas pohon, menangis sambil
memegangi kaki kanan bagian bawah yang mengeluarkan darah banyak.Apa saja yang
dapat dikumpulkan /dikaji pada anak Dion tersebut?
1. Wawancara, Pertanyaan yang dapat diajukan baik pada klien ataupun keluarga/orang terdekat adalah: Kapan terjatuh, bagaimana posisi waktu jatuh, sadar, dari ketinggian berapa meter, membentur apa saja, nyeri, dll.
2. Obsevasi, pengamatan yang dapat dilakukan adalah: Adanya luka, kondisi luka, sifat aliran darah, bengkak/edema, perubahan bentuk kaki, ekspresi wajah, tanda-tanda vital, dll.
3. Pemeriksaan fisik.Bagian kaki/lokasi kaki yang luka, rasa nyeri,edema,keadaan luka,dll
1. Wawancara, Pertanyaan yang dapat diajukan baik pada klien ataupun keluarga/orang terdekat adalah: Kapan terjatuh, bagaimana posisi waktu jatuh, sadar, dari ketinggian berapa meter, membentur apa saja, nyeri, dll.
2. Obsevasi, pengamatan yang dapat dilakukan adalah: Adanya luka, kondisi luka, sifat aliran darah, bengkak/edema, perubahan bentuk kaki, ekspresi wajah, tanda-tanda vital, dll.
3. Pemeriksaan fisik.Bagian kaki/lokasi kaki yang luka, rasa nyeri,edema,keadaan luka,dll
Interpretasi
data
Adanya
luka pada kaki bagian bawah/cruris dextra, diameter lika 1x3x1
cm-terbuka-kotor, darah mengucur keluar, edema disekitar luka, terdapat nyeri,
tidak terdapat perubahan bentuk, klien mengeluhbsakit/nyeri terutama jika
digerakan.
Pengelompokan
data
1. Data Subyektif : Klien mengeluh
nyeri terutama jika kaki digerakan
2. Data Obyektif : - Terdapat luka
pada cruris dextra diameter 1x3x1 cm
-
Luka
kotor
-
Keluar
darah
-
Edema
disekitar luka
-
Tidak
terdapat perubahan bentuk
By: Ratna Kartini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar